Gak jadi ulangan!

Jum'at, 3 Februari 2011, merupakan hari yang menegangkan, di mana hari itu merupakan hari yang telah ditetapkan dalam pidato penutupan pelajaran fisika oleh Pak Aritonang, yaitu ulangan! Saat bel, kami tidak langsung memulai pelajaran, melainkan senam dulu! Tapi, tak ada satupun siswa/i yang senam. Lalu, apa yang dilakukan AmizehnC? BELAJAR! Ya, untuk mempersiapkan diri dalam ulangan.
Saat aku dateng ke sekolah, aku langsung menyapa Andi, "Di, pinjem lks sosiologi dong." Lalu yang aku lakukan adalah mengerjakan PR Sosiologi. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa PR adalah sebuah pekerjaan yang seharusnya dikerjakan di rumah. Tapi mau begimana lagi, SEKOLAH MERUPAKAN RUMAH KEDUAKU.
Setelah selesai mengerjakan PR, aku mengambil Buku Fisika dan laptop. Lalu aku membuka buku Fisika halaman 105 (padahal yang mau diujikan adalah bab 1 yang kira-kira berada di halaman 1-40). Aku hanya membuka sebentar buku Fisika, setelah itu aku langsung membuka laptop dan mengerjakan PES AmizehnC 2011-ku (PES = Pro Evolution Soccer). Aku membuat team AmizehnC sampai lupa akan sekitar.
Tak lama kemudian, sekelompok anak yang suka belajar (Fia, Rina, Dea, Marisa, Andi, Bayhaqi, dan Elena) mulai memperhatikanku yang sedaritadi hanya membuka PES Editor dan situs http://gururupaindonesia.com. Andi dan Bayhaqi pun tertawa kecil! Lalu Elena pun mulai menegur, "Eh jor, emang lo udah siap?" sambil tertawa meledek. Aku pun mulai melirik buku paket Fisika yang terbuka sendiri tertiup angin dari kipas angin yang memutar dengan kecepatan tinggi.
Bel pun berbunyi. Semua orang panik! "Hah! Oh no! Duh gimana nih! ?><:}{!@#$%^&*()_ azz" Namun dengan santai, Zikri berkata, "Hai kamu semua yang ingin masuk IPA. Tetaplah berjuang. Semangat!" seolah-olah Zikri (yang merupakan kaum IPS) meledek kaum calon IPA.
Kami pun kesal. Namun kami kesal bukan karena Zikri, melainkan karena Pak Aritonang yang tak kunjung datang. Padahal sudah ada 20 menit dari bel. Aku pun komat-kamit, "Halah. Kalo kayak gini mah Tonang gak mungkin dateng." Akhirnya di menit ke 35 setelah bel, Pak Aritonang pun datang hanya dengan membawa buku absensi dan buku paket, seolah-olah tidak ada ulangan yang dijanjikannya. Kelompok belajar itu pun kesal. Aku pun ikut-ikutan kesal, walau sedikit bangga karena tidak belajar.

0 comments